Kejadian Luar Biasa

Meskipun saya kuliah baru semester awal di Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta, namun saya mencoba untuk terjun langsung belajar menjadi guru SD yang sesungguhnya, pada masa- masa awal mengajar saya sering keringat dingin dan deg- degan ketika sedang mengajar di depan kelas karena saya sering diminta untuk menggantikan guru yang sedang berhalangan hadir sehingga tidak ada persiapan sebelumny apalagi ini pengalaman saya mengajar kelas bawah yang pertama kali karena sebelumnya saya pernah menggantikan mengajar di kelas atas. Nah, pada saat itu guru kelas 1 sedang sakit dan saya diminta menggantikan beliau mengajar kelas satu yang katanya anaknya banyak yang nakal, ya maklum saja masih anak- anak pasti tingkah lakunya seperti itu saya harus siap, begitu pikir saya.

Namun begitu masuk kelas, suasana yang ada menjadi sungguh menyuramkan bagi saya, bayangan murid saya yang lucu- lucu langsung pudar, saya melihat ada murid saya yang sedang
berkelahi, ada yang menangis, ada yang pukul- pukulan. Suasana kelas sungguh tidak kondusif mungkin mereka tahu bahwa gurunya hari ini tidak masuk sehingga lebih bebas ramai di kelas. Begitu saya masuk pun anak- anak tidak mengindahkan saya karena saya bukan guru mereka biasanya. Untuk menarik perhatian anak- anak, saya ajak mereka berkenalan dan berangsur- angsur suasana kelas dapat saya kendalikan dengan memberikan soal yang menarik kepada anak- anak juga mengajak anak- anak untuk menggambar. Ketika sedang asyik menggambar tiba- tiba ada seorang murid saya perempuan ada yang menangis kemudian saya langsung mendekati anak itu sebelum suasana menjadi gaduh lagi, namun anak itu tetap menangis, saya tanya berbagai macam hal malah tambah keras menangisnya, kemudian ada temannya yang memberitahu kepada saya bahwa anak tersebut menangis karena buang air besar di celana. Saya bingung sekali tidak tahu apa yang harus saya lakukan, antara menyelesaikan anak yang buang air di kelas atau menahan kegaduhan di kelas. Kemudian saya mencoba menenangkan anak yang menangis tersebut namun semakin saya tanggapi menangisnya semakin keras dan membuat suasana menjadi benar- benar gaduh karena teman- temannya yang lain penasaran apa yang terjadi, lucunya terlihat murid- murid saya yang lain membuat topi penutup hidung mereka berteriak ruangan kelasnya bau tidak enak, memang sebenarnya bau yang tidak enak yang sangat menyengat saya pun merasakannya tapi mau bagaimana lagi anak- anak harus bisa saya kendalikan saya mencoba menenangkan mereka. Hingga akhirnya guru sebelah, guru kelas 2 mendatangi kelas saya karena terdengar keributan, ya saya bilang saja kalau ada yang buang air besar di celana, karena lebih berpengalaman guru kelas 2 mendekati anak tersebut namun sama saja semakin di dekati anak itu semakin menangis, lalu guru itu juga menyerah. Karena waktu pulang masih 15 menit  lagi, saya tidak bisa membubarkan pelajaran dan akhirnya meneruskan pelajaran saya dengan aroma yang menuuk hidung dan suasana kelas yang gaduh.

Setelah pelajaran usai, saya memanggil orang tua anak itu untuk masuk kelas dan mengajak pulang, pertama- tama anak itu tidak mau dan terus menangis namun akhirnya setelah teman- temannya pulang semua anak itu mau digendong ibunya lalu dibawa belakang. Ternyata anak itu malu dengan teman- temannya makanya daritadi memilih untuk menangis saja ketika di dekati orang lain. Sungguh ini pengalaman megajar yang tak terlupakan.

                                                                                                                     

                                                                                                          Repost tahun 2010