Jadwal olah raga kelas 1A dan 1B adalah
hari Senin, tetapi hari senin kemarin kebetulan bapak guru yang mengajar
masing-masing kelas sedang berhalangan hadir karena ada acara dinas guru olah raga
se-Kabupaten Bantul, Yogyakara. Tugas mengajar kelas 1 diserahkan kepada guru
kelas, karena dirasa saya paling muda, maka guru kelas sebelah (kelas 1A) menyerahkan
kelasnya kepada saya, jadi mau tidak mau saya mengajar dua kelas untuk mapel
olah raga. Kalau disuruh mengajar tari mungkin masih sedikit bisa, tapi kalau
olahraga, entahlah. Saya bingung mau mengajari apa karena ini baru sekali
ngajar dua kelas biasanya satu kelas udah bikin pusing. Awalnya anak-anak mau
kuminta lari keliling.
sekolah, namun terbayang ketika mereka berlari pasti
berisik dan mengganggu kelas lain. Kebetulan kelas 1A adalah kelas yang lebih
luar biasa kalau dibandingkan kelas saya, terutama disana ada para “penghuni
kelas” yang sudah beberapa tahun tinggal kelas jadi bisa dibayangkan riuhnya keadaan.
Semangat anak kelas 1A dan kelas 1B bermain bola |
Pertama-tama saya ajak senam ala
kadarnya, yang penting gerak karena saya tahu itu kelebihan anak kelas satu,
suka bergerak. Kemudian saya ajari permainan, untuk yang putri ada sundah
mandah, kasti dll keadaan bisa kondusif. Lah, yang laki-laki baru ditinggal
nengok sebentar udah ada yang jotos-jotosan. Kemudian saya mengumpulkan anak
laki-laki, saya ajak main bola, dengan pengetahuan tentang bola yang ala
kadarnya juga, saya duduk di bawah pohon yang rindang menjelaskan kepada anak laki-laki bagaimana aturan
permainan dan pembagian kelompok. Ternyata mereka berinisiatif mau tanding
antar kelas, oke saya setujui. Untuk ppara “penghuni kelas” alias siswa yang
paling nakal saya jadikan kapten, kemudian ada yang jadi striker, sama kiper
karena setahu saya cuma itu, begitu pula murid saya tidak tahu tugasnya apa
tapi udah seneng banget dan semangat sekali ketika saya jadikan kapten. Sebelum
pertandingan saya minta masing-masing regu berkumpul bermusyawarah menyiapkan
strategi yang akan digunakan seperti yang sering mereka lihat di televisi, wah
mereka tampak kompak sekali. Singkat cerita pertandingan hampir usai, keadaan
yang sungguh memprihatinkan dan jadi catatan penting buat saya, murid kelas
saya kalah telak, mereka yang di kelas rajin dan nilainya tinggi ketika
bertanding di lapangan tidak bisa berkutik. Kemampuan anak memang berbeda-beda,
semua juga tahu dan para orang tua juga tahu tetapi masih saja ada orang tua
yang memaksakan anaknya untuk jadi anak pintar, pintar akademis saja. Padahal anak-anak
yang di kelas nilai akademisnya rendah itu, di lapangan bisa jadi juara.
Ini pelajaran berharga yang bisa
saya petik dari pengamatan langsung di lapangan bagaimana kemampuan anak itu
memang sungguh berbeda-beda.
hahaha, kalah telak ya kelasnya..cerita yg bagus Bu Guru..
BalasHapusMakasih sudah mampir mas Hendra... :)
BalasHapus