Semua terangkum dalam satu tahun mengajar di dalam sebuah kelas 1B dan itu semua tidak terasa menjadi sebuah masalah lagi karena kehadiran 22 anak yang sangat menghibur meskipun ada satu dua anak yang kadang nakal namun masih dalam batas kewajaran dan bisa dimaklumi. Ada 22 anak yang membuat saya selalu ingin bertemu, yang membuat saya menggantungkan asa pada mereka, dan yang saya titipi pundak untuk bisa memikul lebih tinggi kemajuan bangsa dan negara ini. Karena mereka terlahir ke dunia dengan background yang berbeda namun dalam porsi yang sama. Tidak ada anak yang terlahir menjadi anak nakal, bodoh, bahkan tidak berguna. Mereka sama. Bukan karena mereka nakal lalu dicap bodoh atau rajin kemudian dicap pintar dan selalu dipuji. Mereka anak-anak dan mereka punya hak yang sama. Karena anak- anak punya bakat yang dimiliki masing-masing. Tidak ada anak di kelas 1B yang bodoh selama mereka masih mau berusaha dan tidak bermalas-malasan.
Senin, 19 Mei 2014
CAS
Tidak terasa sudah setahun bersama 22 anak di dalam satu ruangan. Banyak pelajaran yang saya dapat dari berbagai tingkah dan polah anak-anak dalam kelas setiap harinya. Pelajaran yang saya peroleh di bangku kuliah sangat membantu dalam memecahkan berbagai masalah. Masalah yang timbul tidak terbatas dari kenakalan anak-anak, namun lebih pada masalah orang tua mereka. Yaps memang orang tua/ wali murid yang justru banyak "bermasalah". Mulai dari wali murid yang protes anaknya kurang diperhatikan, wali murid yang memalsukan akte kelahiran karena hamil di luar nikah, dan wali murid yang nunggak bayar buku padahal memdapatkan beasiswa sampe nagihnya kejar-kejaran di sekolah pas jemput anaknya. Bahkan ada seorang wali murid yang gila, gila bukan sebuah konotasi namun memang seorang yang tidak normal dan dihamili lelaki tak bertanggung jawab. Bagaimana seorang guru tetap harus sopan memperlakukan orang yang tidak normal sama seperti yang lain juga tidak mudah.
Semua terangkum dalam satu tahun mengajar di dalam sebuah kelas 1B dan itu semua tidak terasa menjadi sebuah masalah lagi karena kehadiran 22 anak yang sangat menghibur meskipun ada satu dua anak yang kadang nakal namun masih dalam batas kewajaran dan bisa dimaklumi. Ada 22 anak yang membuat saya selalu ingin bertemu, yang membuat saya menggantungkan asa pada mereka, dan yang saya titipi pundak untuk bisa memikul lebih tinggi kemajuan bangsa dan negara ini. Karena mereka terlahir ke dunia dengan background yang berbeda namun dalam porsi yang sama. Tidak ada anak yang terlahir menjadi anak nakal, bodoh, bahkan tidak berguna. Mereka sama. Bukan karena mereka nakal lalu dicap bodoh atau rajin kemudian dicap pintar dan selalu dipuji. Mereka anak-anak dan mereka punya hak yang sama. Karena anak- anak punya bakat yang dimiliki masing-masing. Tidak ada anak di kelas 1B yang bodoh selama mereka masih mau berusaha dan tidak bermalas-malasan.
Semua terangkum dalam satu tahun mengajar di dalam sebuah kelas 1B dan itu semua tidak terasa menjadi sebuah masalah lagi karena kehadiran 22 anak yang sangat menghibur meskipun ada satu dua anak yang kadang nakal namun masih dalam batas kewajaran dan bisa dimaklumi. Ada 22 anak yang membuat saya selalu ingin bertemu, yang membuat saya menggantungkan asa pada mereka, dan yang saya titipi pundak untuk bisa memikul lebih tinggi kemajuan bangsa dan negara ini. Karena mereka terlahir ke dunia dengan background yang berbeda namun dalam porsi yang sama. Tidak ada anak yang terlahir menjadi anak nakal, bodoh, bahkan tidak berguna. Mereka sama. Bukan karena mereka nakal lalu dicap bodoh atau rajin kemudian dicap pintar dan selalu dipuji. Mereka anak-anak dan mereka punya hak yang sama. Karena anak- anak punya bakat yang dimiliki masing-masing. Tidak ada anak di kelas 1B yang bodoh selama mereka masih mau berusaha dan tidak bermalas-malasan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar